Kaleidoskop Baca 2018 & Resolusi 2019

 

Hi there! Remember me? 😀

Di tahun 2018 mungkin saya tidak banyak mengisi blog ini, namun syukurlah, semangat membaca mulai membara kembali jika dibandingkan dengan 3 tahun terakhir. Tahun 2015 saya hanya mampu membaca 17 buku, 2016 naik sedikit jadi 23, dan di tahun 2017 saya menyelesaikan 35 buku. Untuk tahun 2018, sebenarnya saya menargetkan membaca 24 buku saja (dengan asumsi setengahnya adalah buku nonfiksi), namun pada kenyataannya saya mampu menyelesaikan 46 buku, walaupun dengan average length 195 halaman saja.

Bacaan saya di tahun 2018 masih kebanyakan fiksi, namun target 12 buku nonfiksi tercapai walaupun kebanyakan bukunya relatif ringan.

Berikut buku-buku nonfiksi yang saya baca di tahun 2018:

  1. Good Night Stories for Rebel Girls – Elena Favilli & Francesca Cavallo (sejarah, buku anak)
  2. The Subtle Art of Not Giving a F*ck – Mark Manson (self-help)
  3. Cinta (Tidak Harus) Mati – Henry Manampiring (hasil survey)
  4. Aku dan Buku – Busyra dkk (esai)
  5. I Am My Own Home and other essays – Isyana Artharini (memoar, esai)
  6. Kekerasan dan Identitas – Amartya Sen (sosio-politik)
  7. Sapiens: A Brief History of Humankind – Yuval Noah Harari (sejarah)
  8. We Should All Be Feminists – Chimamanda Ngozi Adichie (esai)
  9. Black Klansman – Ron Stallworth (memoar)
  10. How to be a Wildflower: A Field Guide – Katie Daisy (artbook, self-help)
  11. Menjadi Perempuan: Kumpulan Esai – Magdalene.co (esai)
  12. Art Matters: Because Your Imagination Can Change the World – Neil Gaiman & Chris Riddell (esai)
Favourite Books 2018

https://www.instagram.com/p/Br1quq7BWxM/

Dan berikut ini adalah buku-buku favorit saya di tahun 2018:

Good Night Stories for Rebel Girls – Elena Favilli & Francesca Cavallo

Menyaru seperti buku dongeng, tapi sesungguhnya buku ini adalah kumpulan mini biografi 100 tokoh perempuan seantero dunia. Dihiasi dengan 100 ilustrasi karya 60 ilustrator perempuan, lagi-lagi dari seluruh penjuru dunia. Baca ulasan singkatnya di sini.

Sapiens: A Brief History of Humankind – Yuval Noah Harari

Pertama kalinya saya membaca buku sejarah yang tidak memberi kesempatan bagi pembacanya untuk merasa bosan. Ternyata sejarawan bisa imajinatif juga, ya.

Kekerasan dan Identitas – Amartya Sen

Buku penting yang membahas tentang bagaimana pemahaman tentang identitas bisa menjadi pemicu kekerasan sektarian yang terjadi hampir di seluruh penjuru dunia. Bacaan yang sangat relevan dengan kondisi Indonesia, dan juga dunia, sekarang ini. Ulasan lengkap di sini.

Menjadi Perempuan: Kumpulan Esai – Magdalene.co

Kumpulan esai terbaik dari majalah daring Magdalene.co yang menyoroti isu feminisme dan kesetaraan gender. Jujur, intim, tajam, dan mencerahkan. Baca ulasan singkatnya di sini.

Laut Bercerita – Leila S. Chudori

Novel sejarah berlatar peristiwa 1998 di Indonesia. Bikin trenyuh dan memberi arti baru tentang menjadi manusia Indonesia yang merdeka. Ulasan lengkap di sini.

Malam Terakhir – Leila S. Chudori

Satu buku lagi dari Leila S. Chudori, kali ini kumpulan cerpen. Salah satu kumcer terbaik yang pernah saya baca.

Berita Aneh dari Bintang Lain – Hermann Hesse

New favourite author! Kumpulan cerpen dari pengarang yang konon gaya penulisannya dipengaruhi oleh filsafat eksistensialisme, romantisme Jerman, dan agama-agama Timur. Baca ulasan singkatnya di sini.

Honorable mention: The Handmaid’s Tale – Margaret Atwood. Saya hanya memberi buku ini tiga bintang, karena kurang cocok dengan gaya penulisannya. Tapi ide cerita dan plotnya sungguh mencengangkan. Mindblowing.

Other 2018 Highlights
  • Di tahun 2018 saya hanya menulis satu esai saja yang diterbitkan di media daring, yaitu Ulasan Buku: Pedang Bermata Dua? yang dimuat di Jurnal Ruang. Dalam esai ini saya menyoroti ulasan buku, yang kadang-kadang menjadi pemicu ketegangan antara pembaca/pengulas dan penulis buku. Esai dapat dibaca di sini.
  • Di Hari Buku Nasional 17 Mei 2018, akhirnya saya bisa ikut berpartisipasi dalam program Donasi Buku ke TBM seluruh Indonesia melalui Kantor Pos. Paket buku seberat 5.3 kg saya kirimkan ke Komunitas Suka Membaca (KSM) Manokwari dengan tidak mengeluarkan uang sepeser pun. Bersyukur program ini masih diteruskan oleh pemerintah. Bagi kamu yang belum berpartisipasi dalam program ini, tunggu apa lagi? Yuk bagikan sebagian bukumu untuk pemerataan literasi di seluruh Indonesia. (Informasi tentang syarat & ketentuan, serta daftar TBM penerima donasi buku bisa diakses di website resmi PT. Pos Indonesia).
  • Pada awal Oktober 2018 saya melaksanakan penggalangan dana dengan menjual buku-buku koleksi pribadi, yang hasilnya didonasikan kepada korban gempa bumi di Palu dan Donggala. Senang bisa ikut membantu walau nominalnya tak seberapa.
  • Sepanjang tahun 2018, saya cukup aktif update di Instagram @bookheavenmel. Dengan alasan kepraktisan dan kemudahan akses, saya jadinya lebih banyak update di IG daripada blog, meski sesekali saya membuat postingan di blog jika tulisan yang saya buat cukup panjang. Sekarang akun IG saya sudah diikuti lebih dari 1000 pengikut, dan saya tidak sungkan menyebut akun tersebut sebagai bookstagram, walaupun secara estetik maupun konten masih kalah jauh dibanding akun-akun bookstagram lainnya. Foto-foto saya kebanyakan minim properti, mungkin terkesan “nggak niat.” Sejujurnya saya juga tidak punya tujuan khusus untuk akun bookstagram ini, selain sebagai media bagi saya untuk berbagi bacaan yang saya suka, sesekali mengulas buku, dan berinteraksi dengan sesama penggiat bookstagram dan pencinta buku.
Bookish Resolutions 2019
  • Tahun ini saya menargetkan membaca sedikitnya 36 buku, termasuk paling sedikit 12 judul buku nonfiksi.
  • Terinspirasi penulis Bernard Batubara, saya menyusun “Top Priority Reading List” berisi daftar buku-buku yang saya prioritaskan untuk dibaca duluan. Saya ingin kelima puluh buku yang saya masukkan dalam Top Priority Reading List sudah terbaca pada akhir 2020. Top Priority Reading List lengkap saya bisa dilihat di sini.
  • Saya ingin kembali ngeblog, namun tidak ingin memasang target muluk-muluk, minimal 1 postingan saja per bulan. Saya rindu menulis ulasan dan esai tentang buku. Untuk esai, saya tidak ada target apa-apa. Semoga saja saya mendapat ide-ide yang menarik yang bisa dituangkan dalam esai. 😉

Sekian dulu tulisan kali ini. Goodbye 2018, Hello 2019!

2 thoughts on “Kaleidoskop Baca 2018 & Resolusi 2019

  1. Wow, salud, kamu membaca banyak buku. Saya mungkin jauh lebih tua dari kamu (asumsi), hobi membaca sejak kecil, tapi tidak membaca sebanyak kamu. Apa yang memotivasi kamu membaca? Dan bagaimana kamu bisa meluangkan waktu untuk membaca?

    Like

What do you think?